Selasa, 18 Juni 2013

Journey To The Center of The Earth

Mungkin Judul film ini tak asing di telinga kita. Kisah beberapa orang yang mencoba berpetualang menuju perut bumi. Mungkin terlihat fiktif karena yang melakukan perjalanan tersebut ialah beberapa anak remaja. Tapi saya punya perjalanan yang jauh lebih seru dibandingkan perjalanan menuju perut bumi tersebut.

Baru beberapa bulan menjalani orientasi CPNS di Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, beberapa kawan mengajak saya untuk ikut naik mendaki Gunung Lawu. Saya terima ajakan itu tanpa berpikir dua kali, karena sebelumnya saya selalu berkata dalam hati bahwa saya ingin cuti naik gunung. Jenuh (bukan bosan ya J ). Mungkin karena saya sudah punya hobi baru di dunai adventure kali ya (norak dikit :D ). Tujuan saya tak lain ialah karena saya ingin mengenal lebih dekat teman teman orientasi saya di BPN RI, sekaligus saya juga belum pernah naik Gunung Lawu. Mungkin dengan mendaki gunung, kita sesama CPNS BPN bisa lebih dekat satu sama lain.
Ketika kumpul pertama kali untuk briefing pendakian, ternya peserta yang hadir mencapai 20 orang lebih. Banyak juga ya. Beberapa diantaranya ada yang sudah kenal sih, tapi sebagian besar belum. Lalu ketika kami berangkat bersama menuju pos pendakian, ternyata musibah menimpa Mas Yanto, salah satu anggota tim kami, yang menyebabkan dia tidak turut serta. Berkurang deh salah satu sepuh pendakian gunung kita.
Pada saat tracking via Cemoro Kandang, kebetulan saya jalan paling duluan. Mereka menganggap fisik saya lumayan (ciee…) supaya saya bisa cepat sampai duluan dan mempersiapkan tenda dan peralatan masak ketika sampai di pos Hargo Dalem. (ada warung lho diatas gunung :D). Perjalanan saya sih tidak ada masalah karena saya jalan bareng Rahmat a.k.a Agon Pas, mountaineer asal Aceh Besar yang naik gunung nya bisa sambil ngerokok dan lari, serta Uda Heru yang sanggup bawa keril isi kulkas dengan enteng dan santai ditemani rokok. Oh iya, yang bermasalah justru saya karena saya tidak bisa mengimbangi tempo jalan mereka.

 Ketika sampai, kami langsung gelar tenda. Masak masak dan prepare untuk summit besok pagi. Ternyata ketika kami sedang memasak, datang lah kawan kawan yang jalan belakangan. Sandy a.k.a B o b (karena memanggil semua orang dengan panggilan ‘Bob’ ) nampak terengah engah dan sudah tak tampak lagi suaranya. Padahal ketika masih di pos bawah riang riuh sekali. Lalu Bram yang berjalan menggunakan hot pants ehh.. celana pendek (tapi lebih mirip hot pants sih). Dengan badan besar dia langsung masuk tenda, tarik selimut kemudian hening.





Ketika pagi hari kami sudah mempersiapkan perlengkapan untuk summit. Dengan berharap pada keindahan puncak, maka kami pun berjalan dengan semangat. Akhirnya tiba lah kami di puncak Gunung Lawu. Dengan segala daya kami narsis sampai mampus.





Akhirnya kami turun dan pulang dengan perasaan riang. Jadi dekat satu sama lain, saling mengenal dan berharap bisa naik gunung bareng lagi. Sempat terpikir kami ingin membentuk suatu komunitas pendakian gunung di lingkungan BPN RI. Bhumipala !!. Bahkan nama perkumpulannya saja sudah terpikirkan. Akan kan rencana itu terwujud ???

Tidak ada komentar: